Jumat, 06 April 2012

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Halo-halo, yak pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang anak yang berkebutuhan khusus. Nah,sebenarnya anak yang bagaimana ya yang berkebutuhan khusus itu?
Anak yang berkebutuhan khusus itu adalah anak yang menderita ketidakmampuan atau memiliki gangguan. Ketidakmampuan dan gangguan seperti apa itu? Mari saya jelaskan
A.  Gangguan Indra
*    Gangguan Pengelihatan
1.   Low Vision
Punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar atau dengan bantuan kaca pembesar.
2.   Educationally Blind
Tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan pengelihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhab atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik.
*    Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan bicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori :
1.   Pendekatan Oral
Menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya.
2.   Pendekatan Manual
Dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling). Bahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan jari adalah “mengeja” setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata.

B.  Gangguan Fisik
*    Gangguan Ortopedik
Keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal dikelas.
*    Cerebral palsy
Gangguan berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Untuk anak seperti ini, synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi, serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
*    Gangguan Kejang-kejang
1.   Epilepsi
Gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan seranganterhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
-          Absent seizures
Anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik) tapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari.
-          Tonic-clonic
Anak kehilangan kesadaran dan menjadi kaku, gemetar dan bertingkah laku aneh. Bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit.

C.  Retardasi Mental
Ciri utama adalah lemahnya fungsi intelektual (Zigler,2002). Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi  dengan kehidupan sehari-hari.

D.  Gangguan Bicara dan Bahasa
*    Gangguan Artikulasi
Problem dalam pengucapan suara secara benar. Anak penderita problem artikulasi mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan merasa malu. Akibatnya, anak enggan bertanya, tidak mau berdiskusi, atau berkomunikasi dengan temannya.
*    Gangguan Suara
Jika seorang anak berbicara dengan cara yang sulit dipahami, maka mintalah agar anak itu dibawa ke spesialis terapi bicara.
*    Gangguan Kefasihan
Atau biasa disebut “gagap”. Terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang, atau berulang-ulang.
*    Gangguan Bahasa
Kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.

E.  Gangguan Belajar
*    Ketidakmampuan dimana anak:
1.   Punya inteligensi normal atau diatas rata-rata
2.   Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran
3.   Tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.

F.  Attention Deficit Hyperactivity Disorder
*    Atau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain:

1.   Kurang perhatian
(inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.
2.   Hiperaktif
Menunjukkan level aktifitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak.
3.   Impulsif
Sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

G.  Gangguan Perilaku dan Emosional
Problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan,agresi,depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
*    Perilaku Agresif,di luar Kontrol
Beberapa anak yang digolongkan memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membangkan, atau membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah (Terman,dkk.,1996).
*    Depresi, Kecemas, dan Ketakutan
Depresi adalah jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama.
Kecemasa (anxiety) adalah perasaan yang tidak menentu sekaligus tidak menyenagkan (Kowalski,2000). Beberapa anak juga punya ketakutan yang berkaitan dengan dirinya sendiri atau sekolah sehingga mengganggu belajarnya. Beberapa teori behavioral bisa efektif untuk mengurangi kecemasan  dan ketakutan yang berlebihan (Davidson & Neale, 2001).
Sumber : Santrock,J.W, Psikologi Pendidikan, 2010, Jakarta : Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar