Kamis, 29 Maret 2012

PENDIDIKAN PRASEKOLAH

Kesiapan masuk sekolah adalah persyaratan keterampilan dan pengetahuan yang memingkinkan seorang peserta didik memanfaatkan semaksimal mungkin suatu jenjang pendidikan.

Masaru Ibuka (1980) dalam tulisannya mengenai pendidikan anak  mengatakan, bahwa anak hendaknya mulai “dididik” sejak lahir. Menurut Ibuka, pendidikan sangat dini ini tidak akan menjadikan anak normal menjadi genius, tetapi dapat membuat anak lebih sehat jasmaninya, lebih bermental fleksibel, lebih cerdas dan lebih “berbudaya”. Alasan yang diberrikan untuk memulai pendidikan pada masa dini anatara lain adalah perkembangan otak cepat terbentukpada usia dibawah 3 tahun, banyak keterampilan yang hanya dapat dikuasai bila dipelajari pada usia sangat dini.

Tidak menjadi perdebatan lagi bahwa perkembangan intelek adalah hasil faktor genetika dan faktor lingkungan, maka faktor lingkunganlah yang perlu mendapat perhatian. Umunya pada lingkungan sosial budaya yang jurang mampu, perkembangan intelek terhambat oleh kurangnya rangsangan dan tantangan (dikutip oleh Betty H Watts, 1970).

Menurut Martin L. Maehr (1974) ada tiga aspek penting dalam kapasitas intelek yang berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar anak-anak yang berasal dari lingkungan yang kurang mampu. Ketiga aspek tersebut ialah :

1.   Perkembangan Bahasa

Bahasa yang efektif merupakan sarana  berusaha yang paling penting sebagai bekal sekolah. Kekuasaan lewat bahasa adalah “kurikulim yang tersembunyi” yang ada dalam kelas menengah. Anak belajar bahwa pencapaian dan pemeliharaan kekuasaan paling baik diperoleh melalui kata-kata. Jadi ia memperluas dan mempermahir penggunaan kata-kata sebagai instrumen yang kuat, yang pada akhirnya juga efektif untuk digunakan di sekolah. Sedangkan dalam keluarga miskin, yang biasanya keluarga besar, segala tenaga dicurahkan untuk mempertahankan hidup. Kehidupan keluarga tidak jarang berantakan. Dalam keadaan demikian, konsekuensi suatu perilaku tidak dapat diramalkan. Akibatnya anak gagal mengembangkan rasa-kuasa maupun strategi memecahkan masalah, kecuali sampai taraf mempertahankann hidup. Ia juga tidak menghargai kekuatan bahasa dan tidak menguasai kerumitan bahsa, sebab bahasa bukan sarana yang dapat digunakan untuk mengendalikan lingkungan. Strategi yang dikembangkan sering berbentuk agresi fisik, semacam serangan acak-acakan, sebagai pelampiasan frustasi ataupun sebagai sarana mengontrol lingkungan. Perilaku yang demikian itu menghambat, bukan membantu pemecahan masalah di sekolah.

2.   Perkembangan Persepsi

Manusia yang berbeda lingkungannya tidak hanya berbeda budayanya, tetapi juga berbeda perrsepsinya terhadap dunia. Asal budaya menentukan dunia yang dipikirkan, dibicarakan, juga yang dilihat, didengar, diraba, dan dicium. Anak miskin cenderung berasal dari lingkungan keluarga yang tidak memupuk diskriminasi persepsi. Tidak ada orang dewasa menyediakan waktu untuk membantu anak-anak belajar “membaca” gambar, menamai perbedaan, dan memperhatikan hubungan. Ini semua merugikan dan tidak mempersiapkan anak untuk belajar disekolah. Perbedaan pengalaman persepsi dini ini juga mempengaruhi perkembangan intelek.

3.   Perkembangan Kognisi

Bahasa tidak hanya membentuk gaya kognitif yang kompleks dan kemampuan memecahkan masalah, tetapi juga merupakan elemen menentukan dalam pembentukan konsep, bahkan juga berpengaruh dalam belajar hafalan. Sebagian besar perkembangan kognisi merupakan tanggapan atas berbagai rangsangan. Ciri lingkungan serba kekurangan adalah tidak adanya orang sewasa yang dapat dijadikan narasumber untuk mendapatkan informasi, untuk membetulkan kesalahan-kesalahan, dan untuk mengarahkan uji realitas maupun sebagai sarana pendukung dan pemuas rasa ingin tahu.

sumber : 
Buku Psikologi Pendidikan dan Psikologi Pekolah (direvisi dan dilengkapi) oleh Soetarlinah Sukadji

Selasa, 20 Maret 2012

CHARLES E SPEARMAN


BIOGRAFI CHARLES E SPEARMAN

Charles Spearman adalah murid dari Wundt di Leipzig dan Galton di London. Ia memulai karirnya sebagai psikolog dan pada tahun 1904 ia meletakkan dasar psikonometri sebagai salah satu ilmu kuantitatif. Konsep one factor yang diusulkannya menyebkan ia memperoleh julukan “the father of factor analysis”. Teori intelegensi spearman merupakan teori faktor yang muncul dalam upayanya untuk mendeskripsikan struktur intelegensi ke dalam satu atau lebih kemampuan yang berdiri sendiri melalui analisis faktor yang membangun konstruk kemampuan. Menurut Spearman, kecerdasan ialah kemampuan umum untuk berpikir dan menimbang. Pandangan Spearmanmengenai inteligensi ini ditunjukkan dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua faktor (two factor theory).

Spearman memiliki latar belakang yang tidak biasa bagi seorang psikolog. Setelah 15 tahun bekerja sebagai perwira di Angkatan Darat Inggris ia mengundurkan diri untuk belajar dan mengambil gelar PhD dalam psikologi eksperimental.

Di Inggris, psikologi ini umumnya dipandang sebagai cabang filsafat dan Spearman yang ingin belajar di Leipzig di bawah Wilhelm Wundt , karena Spearman tidak memiliki kualifikasi konvensional dan Leipzig memiliki persyaratan masuk liberal. Dia mulai pada tahun 1897, dan setelah beberapa gangguan (dia dipanggil kembali ke tentara selama Perang Afrika Selatan ) ia memperoleh gelar sarjana pada tahun 1906. Dia telah menerbitkan makalah pada analisis faktor kecerdasan (1904). Spearman bertemu dan terkesan dengan psikolog William McDougall yang meminta Spearman untuk menggantikannya ketika ia meninggalkan posisinya di University College London . Spearman tinggal di University College sampai ia pensiun pada 1931. Awalnya ia Pembaca dan kepala laboratorium psikologi kecil. Pada tahun 1911 ia dipromosikan ke jabatan guru Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika . Gelarnya diubah menjadi Profesor Psikologi pada tahun 1928 ketika pemisahan Departemen  Psikologi telah dibuat.

Spearman sangat dipengaruhi oleh karya Francis Galton . Galton merupakan  perintis dalam bidang psikologi dan mengembangkan  korelasi , alat statistik utama yang digunakan oleh Spearman. Dalam statistik, Spearman mengembangkan  korelasi rank (1904), versi non-parametrik korelasi Pearson konvensional, serta kedua banyak digunakan untuk koreksi atenuasi (1907), dan versi paling awal dari 'analisis faktor' (Lovie & Lovie , 1996, hal 81). Pekerjaan statistik nya tidak dihargai oleh rekannya Karl Pearson dan ada perseteruan panjang antara mereka. Meskipun Spearman mendapat pengakuan paling tinggi pada zamannya dalam bidang statistik, ia menganggap pekerjaan ini sebagai bawahan usahanya mencari hukum-hukum dasar psikologi, dan dia sekarang terkenal untuk keduanya.

Hidup Spearman mulai dan berakhir di kota London. Dia memiliki tiga anak perempuan dan satu anak, yang meninggal awal tahun 1941 di Kreta. 

TEORI INTELEGENSI

Psikolog Inggris Charles Spearman (1863-1945) menggambarkan sebuah konsep yang disebut sebagai kecerdasan umum , atau faktor g. Menurut Spearman bahwa kecakapan intelektual terdiri dari dua macam. Korelasi “g” factor dan “s“ factor dalam performance. Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu:
  1. General ability atau general faktor (“g” faktor). Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya (mendasari semua perilaku orang). Faktor ini selalu didapati dalam semua “performance”. Faktor ini umumnya berhubungan dengan Kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika)
  2. Special ability atau special faktor (s faktor). Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu (berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja). Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang “s” factor dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. Umumnya contoh dari faktor ini dapat dilihat dari kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas - tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal perkalian,atau penambahan dalam matematika)

Setelah menggunakan teknik yang dikenal sebagai analisis faktor untuk untuk memeriksa sejumlah tes bakat mental, Spearman menyimpulkan bahwa skor pada tes ini sangat mirip. Orang yang memiliki kinerja yang baik pada satu tes kognitif cenderung melakukan dengan baik pada tes lain, sementara mereka yang mendapat skor buruk pada satu tes cenderung memiliki skor buruk pada tes  lain. Dia menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan umum kognitif yang dapat diukur dan dinyatakan secara numerik.

Spearman berspekulasi bahwa jika semua tes mental berkorelasi positif harus ada beberapa variabel umum atau faktor yang menghasilkan korelasi positif. Pada tahun 1904 Spearman menerbitkan  artikel yang menggunakan metode statistik untuk menunjukkan bahwa korelasi positif antara tes mental memang dihasilkan dari faktor pokok umum. Metode ini dikenal sebagai analisis faktor. Dengan Menggunakan faktor analisis Spearman percaya akan ada kemungkinan untuk mengidentifikasi kelompok tes yang mengukur kemampuan umum. Berdasarkan teknik analisis faktor Charles Spearman menyatakan bahwa faktor derek langsung dapat mempengaruhi skor individu pada tes mental.Dia menyebutnya faktor pertama kecerdasan umum atau faktor umum" (Encarta.msn, 2006). Faktor umum yang mewakili semua tes mental karena memiliki kesamaan. Skor pada semua tes berkorelasi positif. Dia percaya bahwa hal ini  di karenakan  semua tes digambarkan pada faktor umum. Faktor Kedua Charles Spearman adalah faktor tertentu. Faktor spesifik yang berhubungan dengan kemampuan apapun yang unik,  tes tertentu diperlukan sehingga tes yang satu berbeda dari tes yang lain. Spearman dan para pengikutnya lebih menekankan pada kecerdasan umum dari pada faktor tertentu.

Jumat, 16 Maret 2012

INTELIGENSI

Sebenarnya apa itu INTELIGENSI?

Konsep inteligensi sering menimbulkan kontroversi dan debat panas sebagai reaksi terhadap gagasan bahwa setiap orang punya kapasitas mental umum yang dapat diukur dan dikuantifikasi dalam angka. Seperti pihak sekolah dan departemen yang memperdebatkan tentang fair atau tidaknya tes inteligensi untuk menempatkan murid pada kelas khusus atau jurusan tertentu. psikolog pendidikan juga memperdebatkan apakah kita punya kapasitas mental umum atau kapasitas mental spesifik.


 Novelis Inggris abad ke-20 Aldous Huxley mengatakan bahwa anak-anak itu hebat dalam hal rasa ingin tahu dan inteligensinya. Maksud inteligensi disini adalah salah satu milik kita yang paling berharga, tetapi bahkan orang paling cerdas sekalipun tidak sepakat tentang apa inteligensi itu. inteligensi tidak bisa diukur secara langsung seperti kita mengukur berat atau tinggi badan seseorang. kita hanya bisa mengevaluasi inteligensi murid secara tak langsung dengan cara mempelajari tindaka inteligensi murid dengan cara memberikan tes inteligensi tertulis untuk memperkirakan inteligensi murid.

Ada yang mendeskripsikan inteligensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah (problem-solving) misalnya seperti anak-anak yang pintar pada pelajaran matematika dan fisika. ada juga yang mendeskripsikan inteligensi sebagai kemampuan beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. bahkan dewasa ini keahlian bermusik juga harus dianggap sebagai bagian dari inteligensi. karena konsep inteligensi yang bersifat abstrak dan luas maka tidak heran jika terdapat banyak defenisi yang berbeda tentang inteligensi.

Sabtu, 10 Maret 2012

Tugas Kelompok~

Bagaimana pandangan dan penilaian kelompok anda sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mk.psikologi pendidikan 3 sks ta. 2010/2011 harus memiliki e-mail dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, Medan khususnya




Seperti yang telah dikatakan sebelumya, email dan blog ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi syarat dalam memenuhi mata kuliah Psikologi Pendidikan 2011/2012 dan pendekatan e-learning agar setiap mahasiswa mendapat evaluasi dari berbagai kalangan.
           
Menurut pandangan kami, dengan adanya kewajiban mahasiswa membuat blog dalam mata kuliah psikologi pendidikan ini akan membuat mahasiswa menjadi lebih mandiri dan terpacu untuk mengembangkan pengetahuan yang ia miliki, seperti memposting suatu karya ilmiah, atau referensi buku yang pernah ia baca sehingga hal tersebut dapat juga bermanfaat untuk orang lain tanpa harus memperkaya dirinya sendiri.  Hal lain yang juga akan bermanfaat yaitu memicu kreativitas mahasiswa itu sendiri untuk mengembangkan apa yang akan ia posting didalam blog yang dimilikinya, seperti jika ia belum mengenal blog maka ia akan mencoba – coba untuk menjadikan blog yang ia miliki menjadi lebih menarik dengan gambar, animasi, ataupun lagu.
           
Menurut kami juga, dalam setiap hal akan ada dampak negatif dan positif.
Negatif :
- Mahasiswa akan mengalami kesulitan apabila terjadi gangguan dalam mengakses jaringan internet, sehingga akan memperlambat kinerja mahasiswa tersebut

Positif   :
- Mahasiswa akan mempelajari hal – hal baru yang belum ia kenali sebelumnya
-  Mahasiswa akan mendapatkan sarana belajar dan bersosialisasi dengan dunia yang lebih luas
- Memudahkan mahasiswa dalam hal pengumpulan tugas, seperti apabila ia berhalangan untuk hadir didalam kelas sehingga menjadi semakin efektif

Sejalan dengan pandangan perintis psikologi pendidikan, John Dewey yang  mengemukakan bahwa anak adalah pembelajar yang aktif (active learner) dan anak diajarkan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan sistem pendidikan yang sedang berkembang di Indonesia. Sehingga, mahasiswa tidak hanya berkembang didalam akademik, tetapi juga akan ikut memahami perkembangan teknologi dan sistem pendidikan.

Sedangkan, mengapa mahasiswa penting memiliki email, menurut kami adalah karena email juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Sehingga dengan kita memiliki email maka akan memudahkan kita dalam mengirim tugas – tugas kepada tim pengajar dengan menghemat waktu dan dapat mengurangi pemakaian jumlah kertas yang ada.

Dan jika dikaitkan dengan fenomena yang  terjadi di Indonesia terutama di Medan sendiri, teknologi semakin memiliki peran penting dalam pendidikan. Namun, pada saat ini penerapan e-learning masih belum berjalan dengan semestinya karena masih banyak sekolah – sekolah dan universitas yang belum memiliki dan mengakses internet yang memadai, sehingga masih banyak yang menggunakan proses belajar dan mengajar secara konvensional. Untuk itu, dengan diadakannya sistem belajar dan mengajar yang seperti ini akan sangat membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan didalam teknologi. Sehingga mahasiswa harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Oleh karena itu, kelompok kami sangat mendukung dengan program pembelajaran seperti ini yang meminta agar peserta didiknya untuk memiliki email dan blog agar ikut mengembangkan sistem pendidikan dengan teknologi.

Demikian tanggapan dari kelompok kami. Terima kasih 

first bloggg :D

Hai haiiii nama ku Yunita mahasiswa Psikologi USU angkatan 2011. Ini merupakan blog pertama yang saya punya, mungkin klo bukan karena kewajiban untuk membuat blog sebagai sarana belajar mk psikologi pendidikan ini saya g pernah kepikiran atau berniat membuat blog. hohohoho. Baiklah sekian saja mungkin basa basinya,semoga blog ini bisa bermanfaat dalam jangka panjang tidak hanya untuk keperluan sementara dalam mk psikologi pendidikan iniiiiii...... >.<