Rabu, 25 April 2012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN MEDIA PEMBELAJARANB


Kelompok 10

1.      Coba jelaskan bagaimana persinggungan teknologi dan pendidikan?
Teknologi berperan besar dalam dunia pendidikan karena teknologi dapat memperrmudah proses belajar mengajar guru dan murid disekolah.
Contoh : cara mengajar guru dengan teknik presentasi akan lebih gampang apabila menggunakan laptop, proyektor, mic, dsb. Selain itu yang juga berperran dalam dunia pendidikan adalah internet sebab melalui internet siswa dan guru bisa mendapatkan informasi yang akurat, cepat dan tepat. Sekarang dengan adanya internet murid dan guru tidak harus bertatap muka dikelas untuk pembahasan materi belajar, mereka juga bisa membahas materi baik secara online dan pengumpulan tugas muridpun bisa dilakukan melalui email.

2.      Coba bandingkan apa yang dibaca dengan pendidikan di masa sekolah!
Jika dibandingkan dengan apa yang kami baca dari buku tentang standar untuk murid yang “Melek Teknologi”
a.      Pra taman kanak-kanak sampai grade dua
Pada masa kini di Indonesia pada pendidikan dijenjang ini teknologi belum banyaj berperan dalam proses belajar mengajar. Belum semua TK memiliki komputer, printer, tapi untuk buku interaktif, alat menulis, sudah semua TK memilikinya.
b.     Grade 3 sampai 5
Tingkat ini yang setara dengan SD di Indonesia, khususnya SD swasta sudah menggunakan komputer, sumberdaya online, dan sumber daya teknologi tapi jika dibandingkan dengan SD Negri alat-alat teknologi tersebut masih jarang ditemukan.
c.      Grade 6 sampai 8
Tingkat ini setara dengan SMP di Indonesia, aplikasi strategi memecahkan problem hardware dan software yang muncul dalam penggunaan sehari-hari sudah diterapkan seperti ketika murid mengerjakan tugas menulis surat ia dapat menggunakan aplikasi MS Word. Selain itu ketika mengobservasi menggunakan rekaman video mereka dapat mempublikasikan melalui MS Power Point atau melalui web.
d.     Grade 9 sampai 12
Setara tingkat SMA di Indonesia sudah diterapkan di Indonesia mereka sudah menggunakan informasi online secara rutin untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar mereka, dan sudah menggunakan teknologi untuk mengelola jadwal dan sebagainya.

3.      Coba jelaskan ubiquitos computing? Apa pendapat anda mengenai ubiquitos computing?
Ubiquitos comoputing adalah dunia pasca personal computer dimana perangkat komputer akan dijadikan perangkat yang kecil, portable, mobile, dan murah diperkirakan akan menggantikan komputer desktop. Perangkat baru ini dapat memampukan murid untuk membawa perangkat informasi personal ke lapangan untuk membantu mengerjakan suatu tugas dan bisa dibawa pulang. Kami sangat setuju dengan adanya ubiquitos computing karena dengan adanya ini dapat mempermudah dalam pengerjaan tugas dan dapat memenuhi kebutuhan perkuliahan.

Minggu, 08 April 2012

Psikologi Sekolah

Nama anggota kelompok :

Kedudukan psikologi sekolah dalam ilmu psikologi
Peran psikologi sangatlah penting dalam ilmu psikologi.  Karena Psikologi sekolah berusaha untuk menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah juga dapat berperan sebagai konselor, memberikan saran-saran dan pertimbangan dalam penyusunan kurikulum dan program sekolah dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam bidang pendidikan.
Perbedaan psikologi sekolah dan psikologi pendidikan
Psikologi sekolah membahas area yang lebih sempit jika dibandingkkan dengan psikologi sekolah. Psikologi sekolah mempelajari masalah belajar dan emosional pada tiap anak. Sedangkan dalam Psikologi Pendidikan yang  pelajari lebih bersifat umum dan berfokus pada proses belajar dan mengajar, misalnya dengan melakukan riset tentang metode pendidikan atau pengajaran dan membantu membimbing para guru dan ahli psikologi sekolah.
Fungsi sekolah sbg agen perubahan
Para pendidik menaruh kepercayaan yang besar akan kekuasaan pendidikan dalam membuat suatu perubahan oleh karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dan harmonis. Sekolah dapat merekomendasi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru. Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau menstransmisi kebudayaan. Perubahan yang asasi tak akan terjadi tanpa persetujuan pihak yang berkuasa dan masyarakat. Sistem pendidikan adalah alat yang ampuh mengintrodusir generasi muda agar menciptakan suatu masyarakat menurut keinginan mereka yang mengontrolnya. Perubahan kekuasaan dalam suatu negara misalnya oleh golongan yang menganut ideologi lain akan memanfaatkan sekolah sebagai alat untuk membangun masyarakat baru menurut ideologi mereka. Untuk itu mereka selanjutnya harus cukup lama memegang kekuasaan untuk mengindoktrinasi rakyat seluruhnya secara tuntas. Hubungan pendidikan dengan perubahan punya keterkaitan karena dengan adanya perubahan dalam pendidikan itu berarti bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami peningkatan. Akan tetapi tidak selamanya perubahan itu akan diterima begitu saja.
Metode yang digunakan dalam sistem pengajaran Sekolah
a. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
b. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
c. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
d. Metode atau strategi belajar yang digunakan oleh individu (Sukadji, 2001).
Banyak sekali metode dalam pembelajaran yang diterapkan saat ini, baik oleh individu, maupun oleh lembaga pendidikan. Salah satu metode pembelajaran yang saat ini banyak diterapkan oleh individu dalam proses belajarnya, yaitu metode Quantum Learning. Metode Quantum Learning merupakan metode yang berusaha untuk mengubah belajar yang berbeda dibandingkan dengan metode belajar pada umumnya. Dalam Quantum Learning diupayakan menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang dapat memaksimalkan proses belajar. Manfaat metode Quantum Learning adalah meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap situasi dan memanfatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang didekatnya. Aspek-aspek dalam model pembelajaran Quantum Learning ini meliputi: Lingkungan belajar, Memiliki sikap positif, Gaya Belajar, Teknik Mencatat, Teknik Menulis, Kekuatan Ingatan, Kekuatan Membaca, dan Berpikir Kreatif (Deporter, 2002). 

Permasalahan yang terjadi di sekolah & solusi pemecahan masalah
Dalam setiap kehidupan manusia pasti ada masalah dan solusi pemecahan masalah. Seperti halnya di sekolah. Adapun beberapa masalah yang ada di sekolah seperti antara lain : Tawuran, Narkoba, Seks diluar sekolah, Sering Cabut, pergaulan bebas, dll.
Adapun solusi-solusi terhadap masalah tersebut antara lain dengan mengambil guru bimbingan dan konseling di sekolah yaitu dengan mengambil guru yang memang berasal dari background pendidikan bimbingan dan konseling dimana guru tersebut lebih memahami tentang psikologi pendidikan dan sekolah. Bimbingan dan konseling tidak hanya menangani para siswa yang nakal saja, akan tetapi juga menjadi pencegah dan memberi solusi pemecahan masalah. Bimbingan dan konseling juga harus mampu untuk mendiagnosis permasalah yang di alami oleh siswa, karena hal tersebut akan mempermudah bimbingan dan konseling untuk dapat mengatasi dan memecahkan permasalahan. Bimbingan dan koseling juga harus dapat saling berkoordinasi dengan beberapa elemen yang berda di sekolah, dari kepala sekolah, wali kelas, guru-guru mata pelajaran serta orang tua murid. Bimbingan dan konseling harus mempunyai pendekatan terhadap para siswa disekolah yaitu: pendekatan secara tradisional, pendekatan development, dan pendekatan neotradisional. Bimbingan dan konseling juga harus mempunyai taknik-taknik, yaitu taknik secara kelompok maupun taknik secara individual. Pengunaan teknik-teknik tersebut akan membantu dalam proses bimbingan dan konseling.
Peran Psikolog Sekolah
v  Fungsi instruksinal, sebagai umpan balik bagi guru dan siswa, atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelajaran atau keperluan perbaikan proses pengajaran. 
v  Fungsi adminisrtatif, meliputi; seleksi dan penempatan sebagai sarana untuk menaring siswa dalam memenuhi prasyarat yang dibutuhkan atau memasukkan siswa dalam tingkat kelas tertentu,. 
v  Fungsi bimbingan,tes juga dapat dijadikan sebagai alat diagnostic psikoedukasional dalam bentuk bimbingan,yang dapat digunakan saat memilih jurusan diperguruan tinggi, menemukan kemampuan-kemampuan yang belum tampak sebelumnya.
v  Pelaksanaan tes 
v  Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa 
v  Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 
v  Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.

Hal-hal yang diberikan dalam kaitannya layanan psikolog sekolah
v  Tingkat I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut. 
v  Tingkat II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.
v  Tingkat III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.

Perbedaan Psikolog Sekolah dan Psikolog PENDIDIKAN DAN GURU BK

Psikolog pendidikan adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi ke dalam dunia pendidikan. Sedangkan  psikolog sekolah adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi pendidikan ke dalam dunia sekolah saja.Tidak terdapat begitu banyak perbedaan yang signifikan antara psikolog pendidikan dengan psikolog sekolah, karena keduanya bergerak di dalam dunia belajar-mengajar dan memiliki satu tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan.Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai seorang psikolog pendidikan. Sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai seorang psikolog sekolah. Jadi, seorang psikolog pendidikan tidaklah harus terlibat secara langsung ke dalam semua aktivitas sekolah, karena tugasnya hanya sekadar meneliti dan mengeluarkan sebuah teori. Sedangkan psikolog sekolah, mereka berkewajiban menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menurutnya dapat mengembangkan potensi sekolahnya, ataupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah terbukti keampuhannya menurut hasil penelitian psikolog pendidikan.Berbeda dengan psikolog sekolah, seorang psikolog pendidikan tidak hanya bergerak sebatas di dalam ruang lingkup sekolah. Psikolog pendidikan juga bisa bergerak di dalam ruang lingkup sekolah tinggi, depdiknas, dan sebagainya yang mempunyai hubungan dengan dunia pendidikan.

Sumber :







Jumat, 06 April 2012

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Halo-halo, yak pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang anak yang berkebutuhan khusus. Nah,sebenarnya anak yang bagaimana ya yang berkebutuhan khusus itu?
Anak yang berkebutuhan khusus itu adalah anak yang menderita ketidakmampuan atau memiliki gangguan. Ketidakmampuan dan gangguan seperti apa itu? Mari saya jelaskan
A.  Gangguan Indra
*    Gangguan Pengelihatan
1.   Low Vision
Punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar atau dengan bantuan kaca pembesar.
2.   Educationally Blind
Tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan pengelihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhab atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik.
*    Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan bicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori :
1.   Pendekatan Oral
Menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya.
2.   Pendekatan Manual
Dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling). Bahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan jari adalah “mengeja” setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata.

B.  Gangguan Fisik
*    Gangguan Ortopedik
Keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal dikelas.
*    Cerebral palsy
Gangguan berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Untuk anak seperti ini, synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi, serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
*    Gangguan Kejang-kejang
1.   Epilepsi
Gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan seranganterhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
-          Absent seizures
Anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik) tapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari.
-          Tonic-clonic
Anak kehilangan kesadaran dan menjadi kaku, gemetar dan bertingkah laku aneh. Bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit.

C.  Retardasi Mental
Ciri utama adalah lemahnya fungsi intelektual (Zigler,2002). Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi  dengan kehidupan sehari-hari.

D.  Gangguan Bicara dan Bahasa
*    Gangguan Artikulasi
Problem dalam pengucapan suara secara benar. Anak penderita problem artikulasi mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan merasa malu. Akibatnya, anak enggan bertanya, tidak mau berdiskusi, atau berkomunikasi dengan temannya.
*    Gangguan Suara
Jika seorang anak berbicara dengan cara yang sulit dipahami, maka mintalah agar anak itu dibawa ke spesialis terapi bicara.
*    Gangguan Kefasihan
Atau biasa disebut “gagap”. Terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang, atau berulang-ulang.
*    Gangguan Bahasa
Kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.

E.  Gangguan Belajar
*    Ketidakmampuan dimana anak:
1.   Punya inteligensi normal atau diatas rata-rata
2.   Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran
3.   Tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.

F.  Attention Deficit Hyperactivity Disorder
*    Atau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain:

1.   Kurang perhatian
(inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.
2.   Hiperaktif
Menunjukkan level aktifitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak.
3.   Impulsif
Sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

G.  Gangguan Perilaku dan Emosional
Problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan,agresi,depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
*    Perilaku Agresif,di luar Kontrol
Beberapa anak yang digolongkan memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membangkan, atau membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah (Terman,dkk.,1996).
*    Depresi, Kecemas, dan Ketakutan
Depresi adalah jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama.
Kecemasa (anxiety) adalah perasaan yang tidak menentu sekaligus tidak menyenagkan (Kowalski,2000). Beberapa anak juga punya ketakutan yang berkaitan dengan dirinya sendiri atau sekolah sehingga mengganggu belajarnya. Beberapa teori behavioral bisa efektif untuk mengurangi kecemasan  dan ketakutan yang berlebihan (Davidson & Neale, 2001).
Sumber : Santrock,J.W, Psikologi Pendidikan, 2010, Jakarta : Kencana

Pentingnya Pendidikan Anak Prasekolah



Nama anggota :


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembanganjasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan danperkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
1.Perkembangan fisik
                Perkembangan fisik/motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.Pengembangan motorik kasar, yaitu gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot besar, yang meliputi:
§  Ø Berjalan dengan berbagai variasi.
§  Ø Naik-turun tangga tanpa berpegangan.
§  Ø Memanjat dan bergelantungan/berayun.
§  Ø Menaiki, menuruni, dan berjalan di papan titian dengan jarak 40 cm.
§  Ø Berlari dengan stabil.
§  Ø Senam dengan gerakan sendiri.
§  Ø Menendang, menangkap dan melempar bola dari jarak 3-4 meter.
Pengembangan motorik halus, yaitu gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot halus dan koordinasi mata serta jari-jari tangan yang meliputi:
§  Ø Mencontoh bentuk +, x, lingkaran, bujur sangkar, segitiga secara bertahap.
§  Ø Membuat garis lurus, vertikal, melengkung.
§  Ø Membedakan permukaan 7 jenis benda melalui perabaan.
§  Ø Melipat kertas lebih dari satu lipatan.
§  Ø Menggambar bebas dengan menggunakan beragam media.
 Pelatihan untuk perkembangan fisik ini bisa diperoleh anak dengan mengikuti pendidikan anak usia dini.

2.Perkembangan kemanpuan kognitif
Ketika anak masuk TK, hal yang paling sering dilakukannya dalah bermain.Bermain ternyata dapat membangun kemampuan intelektual anak. Bermain mampu merangsang perkembangan kognitif, karena dengan bermain, sensor-motor (indera-pergerakan) anak-anak dapat mengenal permukaan lembut, kasar, atau kaku. Permainan fisik akan mengajarkan anak akan batas kemampuannya sendiri.
Bermain juga akan meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi dan fantasi) sehingga anak-anak semakin jelas mengenal konsep besar-kecil, atas-bawah, dan penuh-kosong. Melalui bermain, anak dapat menghargai aturan, keteraturan, dan logika. Bermain juga akan membangun struktur kognitif anak.
Anak-anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. Bila informasi baru tersebut ternyata berbeda dengan yang selama ini diketahuinya, anak dapat mengubah informasi yang lama sehingga ia mendapat pemahaman atau pengetahuan yang baru. Jadi akan memperkaya, memperdalam dan memperbaharui struktur kognitif anak sehingga semakin sempurna.

Bermain ternyata juga akan membangun kemampuan kognitif, kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokkan, mengurutkan, mengamati, membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab-akibat, membandingkan, dan menarik kesimpulan. Bermain akan mengasah kepekaan anak-anak akan keteraturan, urutan dan waktu. Bermain juga meningkatkan kemampuan logis (logika).

Disamping itu bermain juga akan menjadi media bagi anak untuk belajar memecahkan masalah. Pada saat bermain, anak-anak akan menemui berbagai masalah sehingga akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah.
Dengan bermain juga memungkinan anak-anak bertahan lebih lama menghadapi kesulitan sebelum persoalan yang ia hadapi dapat dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup adanya imajinasi aktif anak-anak. Imajinasi aktif akan mencegah timbulnya kebosanan yang merupakan pencetus dari kerewelan yang sering kita jumpai pada anak-anak.
Bermain juga akan mengembangkan konsentrasi, kita bisa melihat apabila tidak ada konsentrasi yang memadai, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain peran (berpura-pura menjadi dokter, guru, ayah/ibu, dll).
Ada hubungan yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Anak-anak yang tidak imajinatif memiliki rentang perhatian (konsentrasi) yang pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berperilaku agresif dan mengacau.
3. Perkembangan Sosial emosional
            Bermain dengan teman sebaya di lingkungan  TK mempunyai fungsi yang dapat memperluas interaksi sosial dan mengembangkan ketrampilan sosial bagi anak , yaitu memberi pelajaran pada anak-anak bagaimana kita berbagi, hidup bersama, mengambil peran dalam kehidupan, dan belajar hidup dalam masyarakat secara umum. Bermain dapat membantu perkembangan kepribadian dan emosi karena anak-anak mencoba melakukan berbagai peran, mengungkapkan perasaan, menyatakan diri dalam suasana yang tidak mengancam, juga memperhatikan peran orang lain. Melalui bermain, anak-anak kita bisa belajar mematuhi aturan sekaligus menghargai hak orang lain.
Sumber :